Tuesday, December 23, 2008

M A L A S

Lima huruf ini kerap menghinggapi setiap orang kapanpun dimanapun meskipun datangnya tidak bersamaan tergantung sikon. Ada orang yang sering bahkan hampir tiap hari kedatangan tamu ini, dan memang dia enjoy keadaannya dan bahkan dicap “pemalas”. Ada yang temporer alias kadang-kadang aja kemalasan itu datang. Ada yang sering mengucapkan aduh malas banget nih mau ngerjain ini itu… tapi tetap aja dikerjain atau malas di bibir saja. Adapula orang yang jarang bahkan hampir tidak pernah ketiban rasa malas ( eh siapa ya…..) seolah-olah telah diimunisasi vaksin anti malas.
Aku sendiri tidak tahu masuk dalam golongan yang mana dalam soal malas ini, yang jelas untuk pagi sampai menjelang siang ini, aku seolah-olah berlomba dengan matahari untuk unjuk rasa malas *nggombal*.....sebegitunya. Hujan semenjak dini hari belum juga berhenti dan kalaupun berhenti tetap dilanjutkan oleh sang gerimis dan dibarengi oleh langit yang masih tampak gelap minus matahari sehingga orang kadang tidak sadar ternyata sudah siang. Kata orang, inilah saat terbaik untuk makan-tidur, makan-tidur tanpa ada kegiatan lain atau bermalas-malasan. Setanpun membisikkan kata lirih di telinga, “ayo…bobok lagi sayang, gak usah subuh…., kamu lagi cutikan?”, hmmmm…. Kutarik lagi selimut itu dan terbang lagi bersama mimpi2 indah itu.
Oh.. ada apa dengan perutku ini, sepertinya ada yang tidak beres. Seingatku penyakit maag langgananku sedang tidak kambuh, tapi kenapa perutku berasa agak perih. Ternyata aku lapar sudah waktunya makan siang. Perutpun punya isyarat tersendiri untuk mengingatkan tuannya bahwa hari telah siang. Cuma karena segenap lingkungan termasuk keluarga lagi kena virus malas, jadi waktupun seolah-olah berhenti berputar alias tidak banyak aktifitas termasuk masak-memasak yang merupakan pertanda bahwa hari sudah siang.
Meskipun begitu, hari ini aku jadi merasa cukup beruntung (jarang-jarang lho….) dengan kondisi cuaca yang mendung dan hujan sepanjang hari yang menebarkan aura kemalasan bagi yang mereka rentan. Paling tidak cutiku jadi lebih bermakna, tidak harus mandi pagi-pagi yang brr… dinginnya minta ampun, berhujan-hujan dan bermacet-macet untuk ngantor, kerja dan belum lagi harus mikirin siasat untuk pulang biar tak terjebak genangan air eh, macet. Wow….hidup ini memang indah!! Ternyata aku masih bisa merasakan nikmatnya rasa malas dalam suasana yang mendukung. Dan yang terpenting aku bisa menikmati rasa malas itu sepuasnya hari ini sebelum kondisi berubah dan memaksanya untuk pergi dariku. Merdeka….. cuti ini Cuma sebentar, mari kita nikmati!